Rabu, 22 Januari 2014

Perjalanan : Pencari Satu Hal Itu

Sepertinya asyik jika aku menulis sebuah post bertema perjalanan sambil meminum teh di atas kereta.

Namun, ternyata sesiang ini, aku hanya terduduk di pojok kamar, dengan jurnal-jurnal berserakan, kabel-kabel saling melintang, dan buku-buku yang terbuka.
Tapi aku ingin sekali menulis tentang "perjalanan".

Baiklah, apapun yang sudah kita lewati adalah hasil dari perjalanan kita.
Aku masih belum mau menyimpulkan apa bentuk dari kehidupan kita, eh -ku. Kehidupanku.

Kekosongan seringkali terasakan. Kemudian, aku mencoba menebak-nebak apa yang membuatnya menjadi kosong.
Lagi-lagi, kembali ke satu hal itu.

Tasikmalaya. Cianjur. Jombang. Yogyakarta. Sukabumi. Palabuhanratu.
Itu rute perjalananku sejauh ini. Di tiap-tiap kota itu, kekosongan itu seperti terisi, bahkan meluber kemana-mana.
Dimulai dengan menikmati setiap senyuman yang disuguhkan, mengamati pola interaksi orang-orang di kota itu, belajar bahasa keseharian mereka, mengambil kekhusyukan kondisi dan suasana kota itu, meleburkan diri menjadi apa yang sebenarnya bukan aku demi membiarkan tubuh merasai dan memahami bagaimana jadi mereka. Dan mengendapkan semua hal, karena hal-hal itu belum tentu akan terjadi lagi di kemudian hari, dan menjadi sesuatu yang memang tepat untuk dikenang.
Kenangan yang mendewasakan..

Namun tetap saja, ada hari dimana aku kembali merasa kosong. Bahkan, netral. Tak mampu merasakan apapun. Matirasa? Aku rasa bukan itu. Lebih tepatnya, aku tidak mau itu.

Entahlah.
Satu hal itu...
Yang selalu aku cari di setiap kota yang aku singgahi.


Ya, terjadi sesuatu yang salah denganku.
Ada hari dimana aku lagi-lagi, merasakan kekosongan.

Hm.
Mungkin, aku harus selalu menjadi Satu-Hal-Itu-Traveller
atau mungkin lebih tepatnya selalu menjadi Pencari Satu Hal Itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar